Sultan (of Deli) Sultan of Deli
Privacy Level: Open (White)

Amaluddin Al Sani (of Deli) Sultan of Deli (1893 - 1945)

Amaluddin Al Sani (Sultan) Sultan of Deli formerly of Deli aka Perkasa Alamsyah
Born in Deli Tua (Medan) Sumatera Utara (North Sumatra)map
Ancestors ancestors
[sibling(s) unknown]
[spouse(s) unknown]
Descendants descendants
Died at about age 51 in Deli Tua (Medan) Sumatera Utara (North Sumatra)map
Problems/Questions Profile manager: Susan Scarcella private message [send private message]
Profile last modified
This page has been accessed 313 times.

Biography

Sultan Amaluddin Sani Perkasa Alamsyah (1924-1945) adalah raja Kesultanan Deli ke-10. Gelarnya setelah mangkat ialah Marhum Rahimullah.

Pada hari Senin 3 Juli 1893 pukul 10 pagi. Dengan upacara adat yang qanun dipersilahkanlah Tengku Amaluddin itu naik keatas pelaminan 7 tingkat di Balairung Istana Maimoon. Kemudian ditembakkan Meriam 12 das sebagai tanda resminya gelar Tengku Besar dari Ayahandanya ketika dia masih berusia 16 tahun. 6 tahun berselang, Almarhum Sultan Ma’moen Al Rasyid berikhitar untuk menikahkan Tengku Besar.

Dipinanglah dihari kemudian Anaknda Almarhum Sultan Abdullah Sultan Negeri Perak (Malaysia) yang bernama Tengku Maheran. Pesta pernikahan di antara kedua anak Sultan berlangsung meriah. Dibuatkan pesta keramaian untuk hamba rakyat selama 40 hari. Tengku Maheran kemudiannya digelar Tengku Mahsuri Negeri Deli. Tahun 1900, Sultan Ma’moen Al Rasyid menyerahkan semua tugas-tugas negeri kepada Tengku Besar didepan hadapan Orang-orang besar dan Tuan residen Deli-Serdang. Pada 20 Agustus 1900, Tengku Mahsuri melahirkan seorang Putra yang diberi nama Tengku Otteman. Namun setelah usia Tengku Otteman sampai pada 7 bulan 26 hari bertepatan pada malam Selasa 16 April 1901, Tengku Mahsuri kembali ke Rahmatullah. Dengan upacara kebesaran, jenazah Almarhum Tengku Mahsuri itu dibawa dengan kereta api ke Mesjid Osmani di kota Labuhan kemudian dikebumikan.

Kemudian daripada itu pada tahun 1903, Tengku Besar Amaluddin menikahi Encik Mariam yang kemudian melahirkan seorang putera bernama Tengku Amiruddin. Tahun 1906 tepat pada bulan November, Tengku Besar dan adindanya Tengku Harun Al Rasyid berangkat ke Singapura untuk menikahi adinda almarhum Istrinya Tengku Maheran yang bernama Tengku Chalidjah. Dari pernikahannya dengan Tengku Chalidjah, Tengku Besar dikurniakan 7 putri dan 2 putra. Dihari kemangkatan Ayahandanya Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 11 September 1924, sebelum Jenazah Ayahandanya itu turun dari Istana dimasyhurkanlah Tengku Besar itu menjadi Sultan Negeri Deli dengan gelar Tuanku Sultan Amaluddin Sani Perkasa Alamsyah.

Selesai dari masa berkabung pada 31 Januari 1925, Tuanku Sultan Amaluddin mengadakan Jamuan di Istana Maimoon dan membicarakan peralatan agong perihal Istiadat Pertabalan Baginda itu. Pada 8 Februari 1925, tembakan meriam 7 das bergema di Negeri Deli. Keesokan harinya diadakanlah Istiadat Pertabalan Tuanku Sultan itu dengan pembacaan Surat Besluit dari Gubernur Jendral Hindia Belanda. Tuanku Sultan mempersilahkan Tuan Gubernur untuk bersemayam bersamanya diatas Singgahsana. Kemudian dititah menghadap Tengku Perdana Menteri membawa Mahkota dan Tengku Al Haji Ja’far membawa pedang kerajaan yaitu pedang bawar yang kemudian disembahkan kepada Tuanku Sultan. Lalu menghadap Tengku Mufti dan memakaikan Mahkota itu ke atas jemala (kepala) Baginda. Datuk Sri Indera Pahlawan Wazir Serbanyaman kemudian membacakan Surat Cindra tabalan, “Hamba rakyat sekaliannya menyeru, Daulat Tuanku...!!!Daulat Tuanku...!!!Daulat Tuanku...!!!”,(kemudian Meriam ditembakkan 13 das. Diikuti tabuhan masjid, langgar, lonceng-lonceng gereja, topekong tionghoa, dan kuil-kuil india dari seluruh daerah jajahan negeri deli semua dibunyikan). Dan sekalian orang-orang besar kerajaan, kaum keluarga Tuanku Sultan, kadi-kadi dan ulama-ulama menjunjung duli. Yang pertama kali dipanggil untuk mengangkat sembah adalah Orang-orang besar kerajaan, kedua Anak-anak raja, dan kemudian tuan-tuan haji.

Dihari berikutnya pada 10 Februari 1925, dipanggil semua orang-orang besar beserta isterinya dan sekalian Zuriat karena Sultan ingin mengurniakan gelar kepada beberapa orang yaitu, Tengku Chalidjah (Istri ke-3 Baginda) bergelar “Tengku Permaisuri”, Encik Mariam (Istri ke-2 Baginda) bergelar “Encik Negara”, Encik Ganda (Ibunda Baginda) bergelar “Encik Ibu Baginda”, Aja Siti Kamaliah (Istri kepada Tengku Perdana Menteri) bergelar “Aja Puri Anum”, Encik Puan bergelar “Encik Puan Besar”, dan Bentara Kiri mengumumkan, atas titah Tuanku Sultan. Diperkenankan bagi sekalian isteri-isteri wazir negeri Deli untuk dipanggil dengan panggilan “Waziriah”. Setelah selesai Istiadat Pengurniaan Gelar itu, ditembakkan lah meriam 6 das untuk memuliakan Tengku Permaisuri yang baru digelar. 5 tahun kemudian, bertepatan pada 1 Agustus 1930 diadakan lagi Istiadat Kurnia Gelar untuk Tengku Amiruddin (Putra Sultan Amaluddin) bergelar “Tengku Pangeran Bendahara Negeri Deli” dan Raja Nor Aziah (Istri Tengku Amiruddin) bergelar “Tengku Bendahariah”.

Kemudian pada 31 Agustus 1932, Sultan Amaluddin dikurniakan pangkat kehormatan Ridder In De Orde Van Oranje Nassau dari Kerajaan Negeri Belanda. Tuanku Sultan senantiasa mengikhtiarkan kemajuan menurut zaman dan membangkitkan adat istiadat yang lama. Tuanku Sultan juga tidak lengah dalam memajukan perkembangan Agama Islam di dalam Kerajaan Negeri Deli. Terbukti dari pengangkatan seorang ulama yang bernama Syekh Hassan Ma’sum sebagai Syeikhul Islam Kerajaan Deli dengan membawa gelaran “Imam Paduka Tuan”. Pada April 1937, Baginda banyak menerima kunjungan dari Kerajaan lain di luar Sumatera seperti Mangkunegoro, Ratu Timur dan putrinya, dan Sultan Ibrahim Sultan negeri Johor (Malaysia).

Baginda juga banyak berkunjung ke Kerajaan-kerajaan lain seperti Susuhunan Solo, Yogyakarta, Mangkunegoro, dan ke Semenanjung Melaka (Malaysia). Oleh karena kebijaksanaan dan keadilan Baginda pada 31 Agustus, Baginda kembali mendapat peringkat kehormatan Ridder In De Orde Van Nederlandsche Leeuw dari kerajaan Belanda. Bertepatan dengan 22 Agustus 1937 genaplah 75 tahun hari penandatanganan ACTE VAN VERBAND yang dahulu ditandatangani oleh Atoknda baginda Almarhum Sultan Mahmud Al-Rasyid Perkasa Alam. Untuk itu diadakanlah Keramaian besar di Istana Maimoon dan oleh Tengku Haji Achmad Hayat (Bentara Kiri) Ibni Almarhum Tengku Al Haji Ja’far (bekas Tengku Bendahara Negeri Deli) dikaranglah buku “Perayaan Ulang Tahun Kerajaan Deli” . Segala lapisan rakyat datang memberikan persembahan. Hal ini menunjukkan bahwasanya Tuanku Sultan Amaluddin sangat disenangi oleh rakyat-rakyatnya. (1) (1)https://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Amaluddin_Al_Sani_Perkasa_Alamsyah

Sources





Is Sultan your ancestor? Please don't go away!
 star icon Login to collaborate or comment, or
 star icon contact private message the profile manager, or
 star icon ask our community of genealogists a question.
Sponsored Search by Ancestry.com

DNA
No known carriers of Sultan's DNA have taken a DNA test. Have you taken a test? If so, login to add it. If not, see our friends at Ancestry DNA.


Comments

Leave a message for others who see this profile.
There are no comments yet.
Login to post a comment.

O  >  of Deli  |  S  >  Sultan of Deli  >  Amaluddin Al Sani (of Deli) Sultan of Deli